sumber : www.google.com |
Tanggal 23 Juli lalu kita
memperingati hari anak nasional atau Children’s
Day. Anak adalah pelita, dengannya cahaya kebanggaan dan arah menuju masa
depan terpapar jelas. Sebuah bangsa akan menjadi besar bila memiliki sikap
besar terhadap anak-anak generasi penerusnya. Sayangnya, tidak setiap anak di
Indonesia mendapat tumbuh kembang yang sama dengan gizi baik. Seringkali kita
menjumpai beberapa anak kurang mampu yang mengalami gangguan pertumbuhan.
Gangguan pertumbuhan pada anak (stunting) adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia sekitar dua tahun. Kekurangan gizi pada usia dini dapat meningkatkan angka kematian bayi dan anak. Terdapat pula beberapa sektor-sektor kehidupan yang menjadi penyebab tidak langsung terjadinya kurang gizi, seperti lingkungan yang buruk, kurangnya akses terhadap layanan kesehatan berkualitas, pola asuh yang tidak memadai serta permasalahan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga.
Anak yang mengalami stunting akan mudah sakit dan memiliki postur tubuh yang tidak maksimal ketika dewasa. Potensi anak yang menderita stunting menjadi tidak dapat berkembang dengan maksimal. Pertumbuhan mental dan fisik yang terganggu serta kemampuan kognitif yang kurang pada anak akan mengakibatkan kerugian ekonomi jangka panjang bagi Indonesia. Pada jangka panjang, stunting dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menurunkan produktivitas pasar kerja sehingga mengakibatkan hilangnya 11% PDB serta mengurangi pendapatan pekerja dewasa hingga 20%. Selain itu, stunting juga dapat berkontribusi pada melebarnya kesenjangan sehingga mengurangi 10% dari total pendapatan seumur hidup dan juga menyebabkan kemiskinan antargenerasi.
sumber : www.google.com |
Riset
kesehatan dasar tahun 2013 mencatat pertumbuhan tidak maksimal diderita oleh
sekitar 8,9 juta anak Indonesia atau satu dari tiga anak Indonesia mengalami
gejala stunting. Indonesia menduduki
peringkat kelima dunia untuk jumlah anak dengan kondisi stunting. Lebih dari
sepertiga anak berusia di bawah lima tahun di Indonesia tingginya berada di
bawah rata-rata. Bahkan di Asia
Tenggara, prevalensi stunting di
Indonesia tahun 2013 mencapai 37,2% lebih tinggi daripada negara-negara lain,
seperti Myanmar (35%), Vietnam (23%), dan Thailand (16%).
Maka dari itu, salah satu
prioritas nasional dalam bidang kesehatan yang tertuang dalam Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) 2018 ditujukan pada peningkatan derajat kesehatan dan status
gizi masyarakat, peningkatan pemerataan akses pelayanan kesehatan dan
meningkatkan perlindungan finansial. Salah satu sasaranya adalah menurunkan
prevalensi stunting menjadi 28.8% dari sebelumnya 29.6% pada tahun 2017. Pada
APBN 2018, dialokasikan anggaran kesehatan sebesar Rp 111,0 triliun termasuk di
dalamnya adalah alokasi untuk program prioritas penanganan stunting melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).
Stunting bisa
dicegah melalui langkah-langkah sebagai berikut.
1. Pemenuhan
kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil. Ibu hamil harus mendapatkan makanan yang cukup gizi, suplementasi zat gizi (tablet zat besi atau Fe), dan terpantau kesehatannya.
2. ASI
eksklusif sampai umur 6 bulan dan setelah umur 6 bulan diberi makanan
pendamping ASI (MPASI) yang cukup jumlah dan kualitasnya.
3. Pemantauan
pertumbuhan pada balita di Posyandu untuk mendeteksi secara dini terjadinya
gangguan pertumbuhan.
4. Peningkatan
akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan
lingkungan.
Penanggulangan masalah stunting tidak hanya membutuhkan
komitmen pemerintah semata namun partisipasi masyarakat itu sendiri sangatlah
penting. Stunting erat kaitannya
dengan sanitasi dan kebersihan lingkungan. Untuk memotong rantai buruk stunting artinya kita juga harus
memotong rantai sanitasi yang buruk di lingkungan masyarakat. Ibu hamil dan
anak perlu hidup dalam lingkungan yang bersih. Dua cara utama yang sederhana
adalah memulai untuk tidak membuang air besar sembarangan dan selalu mencuci
tangan dengan sabun setiap sebelum makan.
sumber : www.google.com |
Referensi
:
https://www.kemenkeu.go.id/
http://www.mca-indonesia.go.id/
http://banjarmasin.tribunnews.com/2018/07/23/kumpulan-kata-kata-bijak-menyambut-hari-anak-nasional-2018-cocok-untuk-status-di-media-sosial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar